WELCOME TO MY BLOG
semangat dan sukses selalu
yoga pratama
Selasa, 31 Maret 2020
Jumat, 15 November 2019
K3 dalam dunia penerbangan
K3 dalam dunia penerbangan
Bandar udara (bandara) merupakan tempat bertemunya banyak orang dari segala
penjuru dunia yang datang dan pergi dengan pesawat udara, dan juga tempat
berkumpulnya banyak orang yang melakukan kegiatannya masing-masing untuk
menunjang operasi penerbangan yang lancar, aman dan nyaman.
Menurut Annex 14 dari ICAO (International Civil Aviation Organization) , Airpot
is a defined area on land or water (including any buildings, installations, and
equipment) intended to be used either wholly or in part for arrival, departure,
and movements of aircrafts. Menurut PT (persero) Angkasa Pura, bandar udara,
ialah lapangan udara, termasuk segala bangunan dan peralatan yang merupakan
kelengkapan minimal untuk menjamin tersedianya fasilitas bagi angkutan udara
untuk masyarakat.
Dengan perkembangan dunia penerbangan dan mobilitas manusia serta barang yang
makin tinggi, maka fungsi bandara (bandar udara) makin bertambah penting. Di
daerah-daerah penerbangan perintis, bandara masih sederhana, tetapi di
kota-kota besar sudah berkembang menjadi besar dan canggih karena merupakan
tempat bertemunya banyak orang dari segala penjuru dunia, dan tempat
berkumpulnya banyak orang melakukan kegiatannya masing-masing untuk menunjang
operasi penerbangan yang aman dan nyaman. Untuk itu dalam pengoperasiannya
suatu bandara harus menyediakan fasilitas medik untuk dapat menanggulangi gawat
darurat penerbangan, gawat darurat medik atau gangguan kesehatan lainnya. Lagi
pula untuk memberi kemudahan pada calon penumpang dan pengunjung, di bandara
disediakan kafetaria, restoran, coffee shop, duty free shop, kantor pos, bank,
money changer dsb. Dan di bandara internasional selalu ada kantor/petugas
C.I.Q. (Custom Immigration Quarantine).
Akibat hal-hal di atas timbul masalah hygiene dan sanitasi di bandara yang
harus ditangani sungguh-sungguh, sebab suatu bandara internasional adalah pintu
gerbang suatu negara. Masalah hygiene dan sanitasi di bandara berhubungan erat
dengan penyebaran penyakit menular dan juga dengan keselamatan penerbangan. Di
samping masalah-masalah tersebut di atas, sering melalui bandara seorang pasien
ingin berobat ke rumah sakit yang,besar di kota lain, bahkan ke luar negeri.
Ini menimbulkan masalah, karena tidak semua orang sakit boleh diangkut dengan
pesawat udara (pesawat dari airline).
PENERBANGAN adalah
hal yang paling utama dalam melakukan perjalanan, tanpa terkecuali di jalur
udara. Oleh karenanya setiap kita naik pesawat, seorang awak kabin tak
bosan-bosannya memberikan instruksi keselamatan.
Setiap maskapai
penerbangan diwajibkan menyiapkan beberapa alat keselamatan di pesawatnya.
letak alat-alat tersebut sama sehingga para penumpang tak akan kebingungan
ketika menaiki pesawat dari maskapai yang berbeda.
Nah, sebenarnya
alat-alat keselamatan apa saja sih yang wajib kita ketahui? Dan bagaimana cara
memakainya?
1. Kartu
Keselamatan
Safety Information Card (Foto: pinterest)
Hal yang pertama
kamu harus ketahui adalah kartu keselamatan. Kartu ini berisi cara
menyelamatkan diri dari pesawat. Selain penjelasan tertulis, di dalamnya juga
ada gambar-gambar yang membuatnya mudah untuk dipelajari.
Kamu bisa
mengetahui posisi-posisi pintu keselamatan yang ada di pesawat. Selain itu di
dalamnya dijelaskan juga bagaimana memakai pelampung dan safety belt. Letak
kartu keselamatan biasanya ada di kantung di depan kursi.
2. Safety Belt
Safety Belt (Foto: aircraft.sewaro.us)
Salah satu yang
diperagakan awak kabin saat akan terbang adalah sabuk pengaman. Sabung pengaman
wajib dipakai saat memulai penerbangan dan pendaratan. Fugsi dari alat ini
adalah melindungi tubuh dari goncangan.
Safety belt
memiliki dua tipe, pertama untuk dewasa dan yang kedua untuk anak-anak. Alat
ini menyatu dengan kursi. Pelajari cara untuk melepaskan sabuk pengaman dengan
cepat. Dengan begitu kamu tak perlu panik ketika sesuatu yang tak diinginkan
terjadi.
3. Baju Pelampung
Life Vest yang ada di bawah bangku pesawat.
(Foto: WorthPoint)
Baju pelampung
adalah alat yang sangat penting saat terjadi masalah. Karena biasanya pesawat
akan melakukan pendaratan darurat di laut. Baju pelampung biasanya terletak di
bawah kursi. Sebelum berangkat pastikan dulu alat tersebut ada atau tidak.
Baju pelampung
akan otomatis mengembang jika ditarik tuasnya. terdapat pula sebuah lampu kecil
yang bisa menyala saat teredam air. Fungsinya akan memudahkan tim SAR untuk
menemukan korban untuk proses evakuasi.
4. Masker Oksigen
Masker oksigen yang dipakai kala keadaan
darurat. (Foto: familylifeministry)
Di dalam pesawat
tekanan udaranya pasti berbeda dengan di luar. Pesawat memiliki sebuah sistem
yang mengatur hal tersebut sehingga udara di dalam pesawat tidak melebihi batas
yang sudah ditentukan.
Masker oksigen
akan keluar secara otomatis jika terjadi gangguan sistem tersebut. Kamu harus
memasangnya segera karena jika tidak kamu akan pingsan
Penanggulangan
1. SOP Penerbangan
Salah
satu penyebab utama terjadinya kecelakaan dalam penerbangan adalah faktor
manusia, baik mereka yang langsung berhubungan dengan pengoperasian pesawat,
maupun mereka yang bertugas di ground handling. Untuk mencegah
terjadinya kecelakaan penerbangan akibat faktor manusia, dilakukan berbagai
upaya-upaya, salah satunya melalui penerapan Standard Operating Procedure
(SOP). Mengingat sebagian besar penerbangan dilakukan untuk rute internasional
atau lintas negara, maka diperlukan SOP yang memenuhi standar global dalam
berbagai aspek, untuk memastikan terpenuhinya persyaratan keselamatan dalam
aktivitas penerbangan.
2. Selalu
melakukan kontak dengan ATC.
Pada ruang udara terkontrol/controlled airspace
terbagi menjadi 3 (tiga) bagian yaitu:
a. Aerodrome Control Service Memberikan layanan
air traffic control service, flight information service, dan alerting service
yang diperuntukkan bagi pesawat terbang yang beroperasi atau berada di bandar
udara dan sekitarnya (vicinity of aerodrome) seperti take off, landing,
taxiing, dan yang berada di kawasan manoeuvring area, yang dilakukan di menara
pengawas (control tower). Unit yang bertanggung jawab memberikan pelayanan ini
disebut aerodrome control tower (ADC).
b. Approach Control Service Memberikan layanan
air traffic control service, flight information service, dan alerting service,
yang diberikan kepada pesawat yang berada di ruang udara sekitar bandar udara,
baik yang sedang melakukan pendekatan maupun yang baru berangkat, terutama bagi
penerbangan yang beroperasi terbang instrumen yaitu suatu penerbangan yang
mengikuti aturan penerbangan instrumen atau dikenal dengan Instrument Flight
Rule (IFR). Unit yang bertanggung jawab memberikan pelayanan ini disebut
approach control office (APP).
c. Area
Control Service Memberikan layanan air traffic control service, flight
information service, dan alerting service, yang diberikan kepada penerbang yang
sedang menjelajah (en-route flight) terutama yang termasuk penerbangan
terkontrol (controlled flights). Unit yang bertanggung jawab memberikan
pelayanan ini disebut area control centre (ACC).
3. Selalu melakukan
perawatan rutin.
perawatan pesawat
adalah inspeksi periodik yang harus dilakukan pada seluruh pesawat terbang sipil/komersial
setelah batas waktu atau penggunaan yang telah ditentukan sebelumnya; pesawat terbang militer
umumnya juga melakukan program perawatan tertentu yang serupa dengan yang
dilakukan oleh operator penerbangan sipil. Maskapai
penerbangan dan operator komersial lainnya yang memiliki pesawat
besar atau bertenaga turbin mengikuti program inspeksi berkelanjutan yang
disetujui oleh Federal Aviation Administration
(FAA) di Amerika Serikat. atau oleh otoritas penerbangan sipil
lainnya seperti Direktorat
Jenderal Perhubungan Udara di Indonesia atau European Aviation Safety Agency (EASA).
Pada perawatan pesawat terbagi
menjadi 4 bagin, yaitu:
A check
Pemeriksaan ini dilakukan setiap 400 - 600 jam terbang atau
200 - 300 pergerakan (lepas landas dan mendarat dianggap sebagai satu
pergerakan pesawat), tergantung jenis pesawatnya.[3] Pemeriksaan ini membutuhkan sekitar 150
- 180 jam kerja dan umumnya dilakukan di hangar sedikitnya selama 10 jam.
Pelaksanaan sebenarnya bergantung dengan jenis pesawat, jumlah pergerakan, atau
jumlah jam terbang setelah pemeriksaan terakhir. Pemeriksaan dapat ditunda oleh
maskapai apabila beberapa kondisi yang ditentukan sebelumnya terpenuhi.
B check
Pemeriksaan ini dilakukan setiap 6-8 bulan. Pemeriksaan
membutuhkan 160 - 180 jam kerja, bergantung pada jenis pesawat, dan umumnya
selesai dalam waktu 1 - 3 hari di hangar. Pemberlakuan jadwal yang sama bisa
dilakukan kepada A dan B check. Selain itu, B check juga bisa digabungkan dalam
A check yang berkelanjutan, seperti: pemeriksaan A1 hingga A10 menyelesaikan
seluruh item B check.
C
check
Pemeriksaan ini dilakukan kira-kira setiap 20 - 24 bulan
atau pada jumlah jam terbang tertentu seperti yang ditetapkan oleh pembuat
pesawat. pemeriksaan perawatan ini jauh lebih luas dibandingkan B check,
mengharuskan sebagian besar komponen pesawat untuk diperiksa. Pemeriksaan ini
membuat pesawat tidak bisa terbang hingga penyelesaiannya; karena pesawat
dilarang meninggalkan tempat pemeriksaan sebelum selesai. Pemeriksaan ini juga
membutuhkan tempat yang lebih luas dibandingkan A dan B check. Pemeriksaan ini
umumnya dilakukan di hangar tembat basis perawatan berada. Waktu yang dibutukna
untuk pemeriksaan ini antara 1 -2 minggu dan membutuhkan tenaga hingga 6000 jam
kerja. Jadwal pemeriksaan tergantuk pada banyaknya faktor dan komponen yang
diperiksa, dan bergantung pada jenis pesawat.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Bidang Pertambangan
Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) di Bidang Pertambangan
Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3)
di Bidang
Pertambangan
A. Pengertian
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Keselamatan
dan kesehatan kerja difilosofikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk
menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani tenaga kerja pada
khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budayanya menuju masyarakat
makmur dan sejahtera. Sedangkan pengertian secara keilmuan adalah suatu ilmu
pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya
kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Keselamatan
dan kesehatan kerja (K3) tidak dapat dipisahkan dengan proses produksi baik
jasa maupun industri. Perkembangan pembangunan setelah Indonesia merdeka
menimbulkan konsekwensi meningkatkan intensitas kerja yang mengakibatkan pula
meningkatnya resiko kecelakaan di lingkungan kerja.
Hal
tersebut juga mengakibatkan meningkatnya tuntutan yang lebih tinggi dalam
mencegah terjadinya kecelakaan yang beraneka ragam bentuk maupun jenis
kecelakaannya. Sejalan dengan itu, perkembangan pembangunan yang dilaksanakan
tersebut maka disusunlah UU No.14 tahun 1969 tentang pokok-pokok
mengenai tenaga kerja yang selanjutnya mengalami perubahan menjadi
UU No.12 tahun 2003 tentang ketenaga kerjaan.
Dalam
pasal 86 UU No.13 tahun 2003, dinyatakan bahwa setiap pekerja atau
buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan
kerja, moral dan kesusilaan dan perlakuan yang sesuai dengan harkat dan
martabat serta nilai-nilai agama. Untuk mengantisipasi permasalahan tersebut,
maka dikeluarkanlah peraturan perundangan-undangan di bidang keselamatan dan
kesehatan kerja sebagai pengganti peraturan sebelumnya yaitu Veiligheids
Reglement, STBl No.406 tahun 1910 yang dinilai sudah tidak memadai
menghadapi kemajuan dan perkembangan yang ada.
Peraturan
tersebut adalah Undang-undang No.1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja yang
ruang lingkupnya meliputi segala lingkungan kerja, baik di darat, didalam
tanah, permukaan air, di dalam air maupun udara, yang berada di dalam wilayah
kekuasaan hukum Republik Indonesia. Undang-undang tersebut juga mengatur
syarat-syarat keselamatan kerja dimulai dari perencanaan, pembuatan,
pengangkutan, peredaran, perdagangan, pemasangan, pemakaian, penggunaan,
pemeliharaan dan penyimpanan bahan, barang produk tekhnis dan aparat produksi
yang mengandung dan dapat menimbulkan bahaya kecelakaan.
Walaupun sudah banyak peraturan yang diterbitkan, namun
pada pelaksaannya masih banyak kekurangan dan kelemahannya karena terbatasnya
personil pengawasan, sumber daya manusia K3 serta sarana yang ada. Oleh karena
itu, masih diperlukan upaya untuk memberdayakan lembaga-lembaga K3 yang ada di
masyarakat, meningkatkan sosialisasi dan kerjasama dengan mitra sosial guna
membantu pelaksanaan pengawasan norma K3 agar terjalan dengan baik.
B. Alat
Pelindung Diri Bidang Pertambangan
Alat pelindung
diri adalah alat yang punya kemampuan untuk melindungi pemakainya dan
berfungsinya mengisolasi sebagian atau seluruh tubuh dari potensi bahaya di
tempat kerja. Nah, khususnya di bidang pertambangan, ada 9 alat pelindung diri
yang digunakan.
Alat
pelindung kepala
Alat pelindung kepala berupa safety helmet ini berfungsi
melindungi kepala dari benturan, terpukul atau kejatuhan benda keras atau benda
tajam, terantuk, percikan dari api atau bahan kimia, radiasi panas, mikro
organisme, dan juga suhu yang ekstrim. Safety helmet memiliki warna beragam
yang memudahkan untuk mengenali posisi atau jabatan individu yang
mengenakannya. Safety helmet untuk pekerja penambangan di
bawah tanah biasanya dilengkapi pula dengan lampu kepala.
Pakaian
pelindung
Pakaian pelindung berupa rompi reflektor atau safety vest adalah rompi yang dirancang
secara khusus dilengkapi dengan bahan iluminator. Bahan ini bisa berpedar saat
terkena cahaya. Tujuan penambahan bahan iluminator pada rompi tak lain supaya posisi
penggunanya bisa terlihat dengan mudah di malam hari atau pada area yang gelap.
Alat
pelindung kaki
Alat pelindung
kaki berupa sepatu khusus ini berfungsi melindungi kaki dari
benturan benda-benda berat, tertimpa, tertusuk benda tajam, terkena cairan
panas ataupun dingin, terpapar suhu yang ekstrim, cipratan bahan kimia atau
mikro organisme, dan tergelincir. Untuk pekerja tambang, sepatu yang dikenakan
menggunakan bahan kulit berlapis metal dengan sol karet tebal atau sepatu boot
sesuai dengan medan pertambangan.
Alat
pelindung mata
Alat pelindung mata berupa safety goggles, face
shield atau tameng muka, serta full face masker atau tameng muka dan
kacamata yang menjadi satu kesatuan. Fungsinya adalah untuk melindungi mata dan
muka dari percikan bahan kimia, percikan benda-benda berukuran kecil terutama
saat proses drilling di pertambangan, uap panas maupun dingin, radiasi
gelombang elektromagnetik, benturan dengan benda keras atau tajam dan juga
pancaran cahaya.
Alat
pelindung pernafasan
Alat pelindung berupa masker atau
respirator ini berfungsi melindungi organ pernafasan dengan cara
menyaring udara dari bahan-bahan kimia, partikel kecil yang banyak beterbangan
di area pertambangan, mikro organisme, uap, panas, dan sebagainya.
Alat pelindung
tangan
Alat pelindung tangan berupa safety gloves
ini berfungsi melindungi tangan dari suhu panas atau dingin, arus listrik,
percikan api atau bahan kimia, benturan dan goresan yang kerap dialami pekerja
tambang hingga infeksi virus dan bakteri.
Alat
pengaman telinga
Alat pengaman telinga berupa ear plugs / ear
muff ini berfungsi melindungi alat pendengaran dari tekanan atau
kebisingan karena penggunaan berbagai mesin di area pertambangan.
Alat
pelindung jatuh
Alat pelindung jatuh untuk perorangan ini terdiri
dari safety harness atau pengaman tubuh dan safety
rope atau tali pengaman. Alat ini berfungsi untuk membatasi gerak pekerja
supaya tidak terjatuh atau dengan kata lain menjaga pekerja untuk berada pada
posisi yang dibutuhkan. Alat pelindung jatuh perorangan ini akan menjaga
pekerja tidak jatuh atau terbentur.
Pelampung
Pelampung atau lifevest
berfungsi melindungi penggunanya agar tidak tenggelam. Penggunaan pelampung
membantu pengguna untuk tetap berada dalam posisi melayang atau terapung di
dalam air. Para pekerja tambang biasanya menggunakan alat pelindung ini dalam
perjalanan menuju ke lokasi tambang saat melewati perairan.
Semua jenis alat pelindung diri atau APD untuk pekerja di
bidang pertambangan ini wajib dikenakan dengan semestinya saat sedang bekerja.
APD tidak hanya menjaga keselamatan penggunanya tetapi juga orang-orang yang
berada di sekelilingnya.
C. Sebab-sebab
Kecelakaan
Kecelakaan tidak terjadi begitu saja,
kecelakaan terjadi karena tindakan yang salah atau kondisi yang tidak aman.
Kelalaian sebagai sebab kecelakaan merupakan nilai tersendiri dari teknik
keselamatan. Ada pepatah yang mengungkapkan tindakan yang lalai seperti
kegagalan dalam melihat atau berjalan mencapai suatu yang jauh diatas sebuah
tangga. Hal tersebut menunjukkan cara yang lebih baik selamat untuk
menghilangkan kondisi kelalaian dan memperbaiki kesadaran mengenai keselamatan
setiap karyawan pabrik.
Penyebab dasar kecelakaan kerja :
- Faktor Personil
- Kelemahan Pengetahuan dan Skill
- Kurang Motivasi
- Problem Fisik
- Faktor Pekerjaan
- Standar kerja tidak cukup Memadai
- Pemeliharaan tidak memadai
- Pemakaian alat tidak benar
- Kontrol pembelian tidak ketat
Penyebab Langsung kecelakaan kerja
- Tindakan Tidak Aman
- Mengoperasikan alat bukan wewenangnya
- Mengoperasikan alat dg kecepatan tinggi
- Posisi kerja yang salah
- Perbaikan alat, pada saat alat beroperasi
- Kondisi Tidak Aman
- Tidak cukup pengaman alat
- Tidak cukup tanda peringatan bahaya
- Kebisingan/debu/gas di atas NAB
- Housekeeping tidak baik
Penyebab Kecelakaan Kerja (Heinrich
Mathematical Ratio) dibagi atas 3 bagian Berdasarkan Prosentasenya:
- Tindakan tidak aman oleh pekerja (88%)
- Kondisi tidak aman dalam areal kerja (10%)
- Diluar kemampuan manusia (2%)
C. Masalah
Kesehatan Dan Keselamatan Kerja
Kinerja (performen) setiap petugas
kesehatan dan non kesehatan merupakan resultante dari tiga komponen kesehatan
kerja yaitu kapasitas kerja, beban kerja dan lingkungan kerja yang dapat
merupakan beban tambahan pada pekerja. Bila ketiga komponen tersebut serasi
maka bisa dicapai suatu derajat kesehatan kerja yang optimal dan peningkatan
produktivitas. Sebaliknya bila terdapat ketidak serasian dapat menimbulkan
masalah kesehatan kerja berupa penyakit ataupun kecelakaan akibat kerja yang
pada akhirnya akan menurunkan produktivitas kerja
Kapasitas Kerja
Status kesehatan masyarakat pekerja di
Indonesia pada umumnya belum memuaskan. Dari beberapa hasil penelitian didapat
gambaran bahwa 30-40% masyarakat pekerja kurang kalori protein, 30% menderita
anemia gizi dan 35% kekurangan zat besi tanpa anemia. Kondisi kesehatan seperti
ini tidak memungkinkan bagi para pekerja untuk bekerja dengan produktivitas
yang optimal. Hal ini diperberat lagi dengan kenyataan bahwa angkatan kerja
yang ada sebagian besar masih di isi oleh petugas kesehatan dan non kesehatan
yang mempunyai banyak keterbatasan, sehingga untuk dalam melakukan tugasnya
mungkin sering mendapat kendala terutama menyangkut masalah PAHK dan kecelakaan
kerja.
Beban Kerja
Sebagai pemberi jasa pelayanan kesehatan
maupun yang bersifat teknis beroperasi 8 – 24 jam sehari, dengan demikian
kegiatan pelayanan kesehatan pada laboratorium menuntut adanya pola kerja
bergilirdan tugas/jaga malam. Pola kerja yang berubah-ubah dapat menyebabkan
kelelahan yang meningkat, akibat terjadinya perubahan pada bioritmik (irama
tubuh). Faktor lain yang turut memperberat beban kerja antara lain tingkat gaji
dan jaminan sosial bagi pekerja yang masih relatif rendah, yang berdampak
pekerja terpaksa melakukan kerja tambahan secara berlebihan. Beban psikis ini
dalam jangka waktu lama dapat menimbulkan stres.
Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja bila tidak memenuhi
persyaratan dapat mempengaruhi kesehatan kerja dapat menimbulkan Kecelakaan
Kerja (Occupational Accident), Penyakit Akibat Kerja dan Penyakit Akibat
Hubungan Kerja (Occupational Disease & Work Related Diseases).
D. Kecelakaan
Kerja Tambang
- Pengertian Batubara
Batubara adalah batuan yang berasal
dari tumbuhan yang mati dan tertimbun endapan lumpur, pasir, dan lempung
sselama berjuta-juta tahun lamanya. Adanya tekanan lapisan tanah bersuhu tinggi
serta terjadinya gerak tektonik mengakibatkan terjadinya kebakaran atau
oksidasi yang mengubah zat kayu pada bangkai tumbuh-tumbuhan menjadi tumbuhan
yang mudah terbakar yang bernama batubara.
Batubara merupakan salah satu
sumberdaya energi yang banyak terdapat di dunia, selain minyak bumi dan gas
alam. Batubara sudah sejak lama digunakan, terutama untuk kegiatan produksi
pada industri semen dan pembangkit listrik. Batubara sebagai energi alternatif
mempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggi sehingga dapat menggantikan peran
bahan bakar minyak (BBM) dalam kegiatan produksi untuk industri tersebut.
Apalagi beberapa tahun terakhir ini harga BBM terus mengalami kenaikan dan hal
ini sangat dirasakan dampaknya terutama dalam hal kebutuhanya sebagai sumber
nergi bagi berbagai aktivitas perekonomian dunia.
Batu bara adalah sisa tumbuhan dari
jaman prasejarah yang berubah bentuk yang awalnya berakumulasi dirawa dan lahan
gambut. Penimbunan lanau dan sedimen lainnya, bersama dengan pergeseran
kerak bumi (dikenal sebagai pergeseran tektonik) mengubur rawa dan gambut
yang seringkali sampai ke kedalaman yang sangat dalam. Dengan penimbunan
tersebut, material tumbuhan tersebut terkena suhu dan tekanan yang tinggi. Suhu
dan tekanan yang tinggi tersebut menyebabkan tumbuhan tersebut mengalami proses
perubahan fisika dan kimiawi dan mengubah tumbuhan tersebut menjadi gambut dan
kemudian batu bara.
Pembentukan batubara dimulai sejak
Carboniferous Period (Periode Pembentukan Karbon atau Batu Bara) dikenal
sebagai zaman batu bara pertama – yang berlangsung antara 360 juta sampai 290
juta tahun yang lalu. Mutu dari setiap endapan batu bara ditentukan oleh suhu
dan tekanan serta lama waktu pembentukan, yang disebut sebagai ‘maturitas
organik’. Proses awalnya gambut berubah menjadi lignite (batu bara muda) atau
‘brown coal (batu bara coklat)’ – Ini adalah batu bara dengan jenis maturitas
organik rendah. Dibandingkan dengan batu bara jenis lainnya, batu bara muda agak
lembut dan warnanya bervariasi dari hitam pekat sampai kecoklat-coklatan.
Mendapat pengaruh suhu dan tekanan yang terus menerus selama jutaan tahun, batu
bara muda mengalami perubahan yang secara bertahap menambah maturitas
organiknya dan mengubah batubara muda menjadi batu bara ‘sub-bitumen’.
Perubahan kimiawi dan fisika terus berlangsung hingga batu bara menjadi lebih
keras dan warnanya lebh hitam dan membentuk ‘bitumen’ atau ‘antrasit’. Dalam
kondisi yang tepat, penigkatan maturitas organik yang semakin tinggi terus
berlangsung hingga membentuk antrasit.
- Pengertian Kerja tambang
Pengertian adalah Setiap tempat
pekerjaan yang bertujuan atau berhubungan langsung dengan pekerjaan
penyelidikan umum, eksplorasi, study kelayakan, konstruksi, operasi produksi,
pengolahan/ pemurnian dan pengangkutan bahan galian golongan a, b, c, termasuk
sarana dan fasilitas penunjang yang ada di atas atau di bawah tanah/air, baik
berada dalam satu wilayah atau tempat yang terpisah atau wilayah proyek.
- Yang dimaksud kecelakaan tambang yaitu :
- Kecelakaan Benar Terjadi
- Membuat Cidera Pekerja Tambang atau orang yang diizinkan di tambang oleh KTT
- Akibat Kegiatan Pertambangan
- Pada Jam Kerja Tambang
- Pada Wilayah Pertambangan
- Penggolongan Kecelakaan tambang
- Cidera Ringan (Kecelakaan Ringan)
Korban tidak mampu melakukan tugas
semula lebih dari 1 hari dan kurang dari 3 minggu.
- Cidera Berat (Kecelakaan Berat)
Korban tidak mampu melakukan tugas
semula lebih dari 3 minggu.
- Berdasarkan cedera korban, yaitu :
- Retak Tengkorak kepala, tulang punggung pinggul, lengan bawah/atas, paha/kaki
- Pendarahan di dalam atau pingsan kurang oksigen
- Luka berat, terkoyak
- Persendian lepas
- Berdasarkan penelitian heinrich:
- Perbuatan membahayakan oleh pekerja mencapai 96% antara lain berasal dari:
- Alat pelindung diri (12%)
b. Posisi kerja (30%)
c. Perbuatan
seseorang (14%)
d. Perkakas (equipment)
(20%)
e. Alat-alat berat
(8%)
f. Tata cara
kerja (11%)
g. Ketertiban kerja
(1%)
- Sumberlainnya diluar kemampuan dan kendali manusia.
- E. Tindakan Setelah Kecelakaan Kerja
- Manajemen K3
- Pengorganisasian dan Kebijakan K3
- Membangun Target dan Sasaran
- Administrasi, Dokumentasi, Pelaporan
- SOP
Prosedur kerja standar adalah cara
melaksanakan pekerjaan yang ditentukan, untuk memperoleh hasil yang sama secara
paling aman, rasional dan efisien, walaupun dilakukan siapapun, kapanpun, di
manapun. Setiap pekerjaan Harus memiliki SOP agar pekerjaan dapat dilakukan
secara benar, efisien dan aman
- Rekrut Karyawan & Kontrol Pembelian
- Inspeksi dan Pengujian K3
- Komunikasi K3
- Pembinaan
- Investigasi Kecelakaan
- Pengelolaan Kesehatan Kerja
- Prosedur Gawat Darurat
- Pelaksanaan Gernas K3
Penanggulangan
Peraturan perundangan, yaitu
ketentuan-ketentuan yang diwajibkan mengenai kondisi-kondisi kerja pada
umumnya, perencanaan, konstruksi, perawatan dan pengujian dan cara kerja
peralatan industri, tugas-tugas pengusaha dan buruh, latihan, supervide medis dan
pemeriksaan kesehatan.
Standardisasi, yaitu penetapan
standar-standar resmi, setengah resmi, atau tak resmi mengenai konstruksi yang
memenuhi syarat-syarat keselamatan umum, atau alat-alat pelindung diri
Pengawasan, yaitu pengawasan tentang
dipatuhinya ketentuan-ketentuan perundang-undangan yang diwajibkan.
Penelitian bersifat teknik, yang meliputi
sifat dan ciri-ciri bahan yang berbahaya, penyelidikan tentang pagar pengaman,
pengujian alat-alat pelindung diri, penelitian tentang pencegahan peledakan gas
dan debu, atau
penelitian tentang bahan-bahan dan desain
paling tepat untuk tambang-tambang pengangkat dan peralatan pengangkat
lainnnya.
Riset medis, yang meliputi terutama
penelitian tetang efek-efek fisiologis dan patologis faktor-faktor lingkungan
dan teknologis dan keadaan-keadaan fisik yang mengakibatkan kecelakaan.
Penelitian psikologis, yaitu penyelidikan
tentang pola-pola kejiwaan yang menyebabkan terjadinya kecelakaan.
Penelitian secara statistik, untuk menetapkan
jenis-jenis kecelakaan yang terjadi, banyaknya, mengenai siapa saja, dalam
pekerjaan apa, dan apa sebab- sebabnya.
Pendidikan, yang menyangkut pendidikan
keselamatan dalam kurikulum teknis, sekolah-sekolah perniagaan atau
kursus-kursus pertukangan.
Latihan-latihan, yaitu latihan praktek bagi
tenaga kerja, khusunya tenaga kerja yang baru, dalam keselamatan kerja.
Penggairahan, yaitu penggunaan aneka cara
penyuluhan atau pendekatan lain untuk menimbulkan sikap selamat.
Asuransi, yaitu insentif financial untuk
meningkatkan pencegahan kecelakaan misalnya dalam bentuk pengurangan premi yang
dibayar oleh perusahaan jika tindakan-tindakan keselamatan sangat baik.
Usaha keselamatan pada tingkat perusahaan,
yang merupakan ukuran efektif tindakan penerapan keselamatan kerja.
Kecelakaan-kecelakaan
akibat kerja dapat dicegah dengan:













sumber
http://afiefutama.blogspot.com/2016/03/keselamatan-dan-kesehatan-kerja-k3-di_85.html
Langganan:
Postingan (Atom)