TUGAS MAKALAH
INDIVIDU
“ Pengertian Oli, Standarisasi Oli, Jenis- jenis
Oli, Cara Memproduksi Oli, Cara Kerja Oli dan Kandungan Oli “

Pelumas adalah zat kimia,
yang umumnya cairan,
yang diberikan di antara dua benda bergerak untuk mengurangi gaya gesek.
Zat ini merupakan fraksi hasil destilasi minyak bumi yang memiliki suhu 105-135
derajat celcius. Pelumas berfungsi sebagai lapisan pelindung yang memisahkan
dua permukaan yang berhubungan. Umumnya pelumas terdiri dari 90% minyak dasar
dan 10% zat tambahan. Salah satu penggunaan pelumas paling utama adalah oli mesin yang
dipakai pada mesin pembakaran dalam.
Sistem pelumasan pada
mesin mobil menjadi hal penting karena menyangkut banyak hal. Salah memakai
oli, mobil akan terasa tidak bertenaga dan dalam jangka panjang bisa merusak
mesin. Bila diperhatikan, setiap oli mesin mempunyai beragam kode di kemasannya
dan ini sebagai petunjuk digunakan untuk mobil teknologi mesin apa. Dikutip
dari Toyota Astra Motor, ada dua kode internasional yang umum digunakan pada
setiap produsen oli. Kedua kode tersebut adalah SAE (Society of Automotive
Engineers) dan API (American Petrolium Institute).
SAE merupakan badan internasional yang menjelaskan kekentalan
oli. Hal ini berpengaruh pada saat pengaliran minyak pelumas serta ketahanannya
di suhu udara. Kode pada SAE juga menunjukkan kemampuan suatu oli dalam menjaga
stabilitas kekentalan terhadap pengaruh suhu mesin dan lingkungan baik itu
dingin atau panas. Jika angka indeks SAE kecil artinya oli semakin cair.
Sehingga kemungkinan oli untuk membeku atau mengeras pada suhu rendah semakin
kecil. Ini berguna ketika mesin mobil dinyalakan pada suhu dingin, misalnya
saat musim salju di negara-negara Eropa atau Amerika.
Pada oli mesin mobil biasanya diikuti huruf W singkatan
dari winter (musim dingin) yang artinya penggunaan oli
tersebut bisa sampai -20 derajat celcius. Misalnya SAE 5W, SAE 10W atau SAE
20W. Namun oli tidak hanya harus bekerja dengan baik saat
dinyalakan suhu mesin masih dingin, tapi juga ketika mesin bekerja. Umumnya oli
yang digunakan ialah multigrade di mana kekentalannya
menyesuaikan pada rentang temperatur mesin. Ini bisa dilihat angka yang
mengikuti dibelakangnya. Seperti SAE 5W-20 yang artinya suhu terendah oli
tingkat kekentalannya 5, sedangkan pada suhu maksimum (panas) tingkat
kekentalan oli 40.
Semakin rendah suhu udara di luar maka mobil
membutuhkan oli yang lebih cair dengan kode 0W atau 5W. Namun semakin panas
cuaca maka dibutuhkan oli dengan tingkat kekentalan lebih tinggi seperti
15W-30. Pemakaian kekentalan oli yang tidak sesuai dengan suhu negara bisa
menyebabkan kinerja oli tidak maksimal. Misalnya, oli SAE 5W-40 digunakan di
Indonesia sebagai negara tropis, maka oli akan sangat cair dan sulit melakukan
lubrikasi dengan baik.
Tetapi saat ini selain suhu lingkungan, ada hal
lain dalam pemilihan oli mobil, yakni tahun produksi mesin. Pada mobil-mobil
baru disarankan menggunakan oli yang cair. Dikarenakan dengan lebih maksimal.
Selain kode SAE, juga terdapat kode API. Perlu diperhatikan bahwa oli
mesin bensin dengan diesel mempunyai kode API yang berbeda. Pada mesin bensin
umumnya dimulai dengan huruf “S”, sementara diesel huruf “C”.
Setelah huruf tersebut diikuti dengan huruf
kedua sesuai abjad. Misal SA, SB, SC, SD, SE dan seterusnya. Huruf kedua
tersebut bisa diartikan untuk mesin mobil yang lebih modern. Adapun
standarisasi API ini juga disesuaikan dengan perkembangan jenis mesin mobil.
Umumnya semakin tinggi huruf kedua akan menunjukkan spesifikasi yang lebih
tinggi.
Sebagai contoh, oli dari Toyota Motor Oil (TMO)
Full Synthetic 0W-20 ECO Power API SN ILSAC GF-5 yang direkomendasikan untuk
digunakan pada kendaraan Toyota Calya karena memiliki tingkat kekentalan yang
cair sehingga membuat oli ini mampu melumasi seluruh bagian mesin dengan
sempurna.
Minyak pelumas dari
TMO ini tidak hanya telah lulus uji standarisasi internasional dari API
(American Petroleum Institute) tapi juga telah lulus uji standarisasi dari
ILSAC (International Lubricant Standardization and Approval Committee) yang
terlihat dengan kode SN yang menunjukan standarisasi API, sementara GF-5 yang
merupakan kode yang menunjukan telah uji standarisasi dari ILSAC.

Mengenali tulisan kode standarisasi di produk2 pelumas
seperti yang udah di jelaskan bro Tony diatas adalah sangat perlu bro biar kita
mendapat manfaat & kegunaan pelumas secara maksimal sesuai kebutuhan kita.
1.
SAE (Society of Automotive Engineers). SAE ini adalah range
tingkat kekentalan suatu pelumas seperti contoh: AE 10w-40 ini menandakan
produk ini range kinerja kekentalan pada keadaan dingin sampai panas adalah 10
sampai 40. Ada juga yang hanya menunjukan satu range/grade saja contoh SAE 20.
kalo yang menggunakan range 2bh seperti SAE 20w-50 disebut oli multigrade. Kalo
huruf w pada 10w adalah singkatan winter yang menunjukan tingkat kekentalan 10
bahkan pada saat winter. Ada juga produk yang tanpa ada simbol w , Misalnya SAE
20-50 , maka produk SAE 20w-50 lebih baik dari SAE 20-50 dilihat dari range
kekentalan range suhu yg berbeda. semakin besar angka SAE berarti semakin
kental produk tsb.
Seperti
SAE 10w-40 lebih encer dari SAE 20w-40AE 10w-40 ini menandakan produk ini range
kinerja kekentalan pada keadaan dingin sampai panas adalah 10 sampai 40. Ada
juga yang hanya menunjukan satu range/grade saja contoh SAE 20. kalo yang
menggunakan range 2bh seperti SAE 20w-50 disebut oli multigrade. Kalo huruf w
pada 10w adalah singkatan winter yang menunjukan tingkat kekentalan 10 bahkan
pada saat winter. Ada juga produk yang tanpa ada simbol w , Misalnya SAE 20-50
, maka produk SAE 20w-50 lebih baik dari SAE 20-50 dilihat dari range
kekentalan range suhu yg berbeda. semakin besar angka SAE berarti semakin
kental produk tsb. Seperti SAE 10w-40 lebih encer dari SAE 20w-40.
2.
API (American Petroleum Institute) adalah suatu grade yang
didapat dari lembaga independent yang menetukan sejauh mana kualitas produk
pelumas tersebut tentunya dengan seleksi yang ketat. Contoh : API SL. ini
menunjukan produk tersebut ditujukan untuk mesin berbahan bakar bensin karena
huruf S pada SL , singkatan dari spark (Busi) sedangkan untuk mesin diesel
ditunjukan dengan huruf C (compression) seperti API CG dll. Sedangkan Huruf L
pada SL menunjukan kualitas produk tsb. semakin mendekati huruf Z maka semakin
baik produk tsb. Contoh produk API SL lebih baik secara kualitas dari produk
API SF. Sampai saat ini grade tetinggi pada pelumas didunia adalah API SM. Dan
perkembangan teknologi akan terus memicu peningkatkan kualitas grade API tsb.
Tapi API bukan satu2nya lembaga yang mengeluarkan grade tsb. ada juga ILSAC
(International Lubricants Standarization & Approval Commitee) seperti
contoh ILSAC GF-2. Dan sampai saat ini yang tertinggi adalah ILSAC GF-
3. Dan masih banyak lagi seperti JASO
(Japan Automotive Standard Association) , ACEA (Association Des Constructeurs
Europeens d' Automobiles), DIN (Deutsche Industrie Norm).
4. ISO (International Standards
Organization), bermarkas di Eropa
Mengatur standar untuk banyak hal. Aq bahas yang standar untuk oli samping aja. Ada 3 spesifikasi:
ISO-L-EGB ---> memiliki persyaratan yang sama dg JASO FB
ISO-L-EGC ---> memiliki persyaratan yang sama dg JASO FC, di atas ISO-L-EGB
ISO-L-EGD ---> memiliki persyaratan yang sama dg JASO FD, di atas ISO-L-EGC
Berhubung standar ISO & JASO sama, maka untuk Ninja 150, oli samping yang dipersyaratkan oleh pabrik adlh minimal ISO-L-EGC. Dg kata lain klo bro mo pake oli samping dg spek ISO-L-EGD, silakan saja.
Mengatur standar untuk banyak hal. Aq bahas yang standar untuk oli samping aja. Ada 3 spesifikasi:
ISO-L-EGB ---> memiliki persyaratan yang sama dg JASO FB
ISO-L-EGC ---> memiliki persyaratan yang sama dg JASO FC, di atas ISO-L-EGB
ISO-L-EGD ---> memiliki persyaratan yang sama dg JASO FD, di atas ISO-L-EGC
Berhubung standar ISO & JASO sama, maka untuk Ninja 150, oli samping yang dipersyaratkan oleh pabrik adlh minimal ISO-L-EGC. Dg kata lain klo bro mo pake oli samping dg spek ISO-L-EGD, silakan saja.
5.
JASO (Japanese Automobile Standards Organization), bermarkas
di Jepang JASO mengatur standar oli untuk mesin bensin 4 langkah, mesin diesel
dan mesin bensin 2 langkah.
Mesin bensin 4 langkah
Ada 2 spesifikasi, yaitu MA dan MB
dimana kualifikasi MB di atas MA.
Mesin bensin 2 langkah (oli samping)
Ada 4 spesifikasi:
a.
JASO FA ---> sudah tidak digunakan
b.
JASO FB ---> spesifikasi di atas FA
c.
JASO FC ---> spesifikasi di atas FB
d.
JASO FD ---> spesifikasi di atas FC
Mesin bensin 4 langkah
Kodenya diawali dg
"S" (Spark). Saat ini msh ada 4 klasifikasi,
· SH ---> untuk mesin dg teknologi
<1994, spesifikasi diatas SG
· SJ ---> untuk mesin teknologi
1996, spesifikasi di atas SH
· SL ---> untuk mesin teknologi
2001, spesifikasi di atas SJ
· SM ---> yang terbaru, bisa
digunakan pada mesin yang menpersyaratkan pelumas dengan spesifikasi di
bawahnya (SL/SJ/SH).
Mesin
diesel
Kodenya
diawali dg "C" (Carbon). yang msh dipake adalah CF, CG, CH dan
CI.
Mesin
bensin 2 langkah (Oli samping)
Kodenya
diawali dg "T". Ada 4 spesifikasi:
· API TA
--> sudah tdk digunakan lagi
· API TB --->
spesifikasi di atas TA
· API TC --->
spesifikasi di atas TB
· API TD --->
spesifikasi di atas TC
Tentang Garde
·
Monograde. Oli ini hanya memiliki 1
tingkat kekentalan pada semua suhu. Contoh SAE 10, SAE 20.
·
Multigrade. Oli ini memiliki tingkat kekentalan
ganda/bervariasi tergantung suhu. Pada suhu dingin oli ini akan encer dan pada
suhu tinggi akan kental. Contoh SAE 10W 40, SAE 20W 50. "W" adlh
singkatan dari winter. Berbeda dg standar2 yang lain, oli yang encer blm
tentu lebih bagus drpd oli yang kental dan sebaliknya. Dg kata lain blm tentu
SAE 10W 40 lebih baik drpd SAE 20W 50, begitu juga sebaliknya. Tergantung dari
persyaratan yang diminta oleh masing-masing pabrikan untuk tiap produknya.
Untuk bisa memilih oli yang baik untuk kendaraan kita, hal
yang harus diperhatikan adalah:
Sebagai contoh: oli samping yang paling bagus tentunya yang memiliki kualifikasi API TD, JASO FD, ISO-L-EGD. Kualitas berikutnya (yg dibawahnya) tentu yang berkualifikasi API TC, JASO FC, ISO-L-EGC. Lihat di kemasannya.
Sedangkan untuk oli transmisi, yang paling bagus tentu yang berkualifikasi API SM dan JASO MB. Kualitas berikutnya (yg dibawahnya) tentu yang berkualifikasi API SL dan JASO MA.
Oli
dg kualifikasi SL atau JASO MA sudah memenuhi persyaratan minimal yang
ditetapkan oleh pabrik.
Ada banyak merk oli mesin yang beredar di pasaran dengan keunggulan yang
berbeda – beda. Selain itu oli juga memiliki spesifikasi SAE dan API
Service yang berbeda juga, seperti misalnya “SAE 10W – 30 SJ Jaso
MA dan SAE 15W -50 API SJ. Apa sebenarnya SAE dan API
Service itu?
SAE (Society of Automotive
Engineer), adalah nama asosiasi yang menerbitkan standar untuk
produk-produk otomotif, termasuk di dalamnya adalah mesin diesel. Angka di
belakang tulisan SAE menunjukan tingkat viskositas
(nilai kekentalan) oli. Semakin tinggi nilanynya semakin kental olinya.
1. Oli mesin Single Grade.
Tingkat viskositas pada oli mesin ini hanya ada
satu macam saja. Misalnya SAE 20, SAE 30, SAE 40. Tingkat viskositas oli single
grade tetap, pada suhu rendah maupun tinggi. Namun seiring perkembangan,
oli mesin single grade mulai ditinggalkan. Ini disebabkan karena tingkat
viskositasnya terlalu tinggi ketika dalam suhu dingin, sehingga mesin berat
saat dinyalakan.
2. Oli mesin Multi grade.
Oli mesin multi grade memiliki 2 tingkat
viskositas, seperti SAE 10W – 40. Huruf Wadalah singkatan
dari Winter. Jadi oli tersebut akan berada pada tingkat viskositas (kekentalan)
10 pada musim dingin (winter), lalu berada pada tingkat 40 pada saat panas.
Oli mesin multi grade sekarang lebih
mendominasi pasar kita, karena wilayah geografis Indonesia memiliki cuaca yang
cukup bervariasi, bergantung pada waktu (cuaca) dan ketinggian. Oli multigrade
diciptakan untuk memudahkan penyalaan mesin (khususnya daerah dingin, seperti
pegunungan Indonesia), tetapi juga dapat melindungi komponen mesin ketika
berada pada suhu tinggi.
Kekentalan oli mesin juga berpengaruh terhadap
kinerja mesin dan konsumsi bahan bakar. Oli mesin dengan tingkat viskositas
rendah seperti SAE 10W – 40, relatif irit bahan bakar, namun kurang baik untuk
perlindungan mesin.
Oli dengan viskositas rendah / encer tidak
menghambat pergerakan komponen mesin, sehingga pergerakan mesin lancar dan
konsumsi BBM menjadi irit. Namun karena terlalu encer tadi, molekul oli lebih
cepat rusak dan teroksidasi pada suhu tinggi.
Satu lagi standar Oli Mesin, adalah Standar API Service. API adalah singkatan American
Petrolium Institue. Standar ini adalah standar kualitas
oli. API S (Service/Spark
Plug) semisal (SA, SB, SC, SD, . . dst) digunakan untuk mesin mobil atau mesin
yang menggunakan bensin, sedangkan C (Commercial)
semisal (CF, CG, CH, CJ, . . .dst) digunakan pada mesin diesel (berbahan bakar
solar). Semakin besar huruf belakang (mendekati Z), semakin tinggi kualitas oli
tersebut.
Berikut daftar API Service yang sering dijumpai pada oli mesin diesel.
1. CI-4. Dikeluarkan pada 5 September
2002, diperuntukan untuk mesin diesel 4T dengan kecepatan tinggi.
Diformulasikan untuk daya tahan mesin. Mampu digunakan untuk menggantikan
pelumas kategori CH-4, CG-4, dan CF-4.
2. CH-4. Dikeluarkan pada 1998,
diperuntukan untuk mesin diesel 4T dengan kecepatan tinggi. Diformulasikan
untuk emisi buang rendah. Dapat digunakan untuk menggantikan pelumas kategori
CG-4 dan CF-4.
3. CG-4. Dikeluarkan pada tahun 1995,
diperuntukan untuk mesin 4T dengan beban kerja yang berat, kecepatan tinggi,
dan solar dengan kandungan sulfur 0,5%. Dapat digunakan untuk menggantikan
pelumas kategori CF-4.
4. CF-4. Dikeluarkan pada tahun 1990,
diperuntukan untuk mesin diesel 4T dengan kecepatan tinggi yang menggunakan gas
buang turbo charger maupun biasa.
Pilihlah oli mesin yang direkomendasikan oleh pabrik. Semisal dalam
buku panduan, oli mesin yang digunakan SAE 15W-40 CG-4. Anda juga dapat
menggunakan oli dengan SAE yang tertera di buku panduan, namun
menggunakan API Service yang lebih baru (CI-4). Jangan mengganti tingkat
vikositas oli dengan yang lebih rendah, karena oli yang lebih encer, lebih
mudah juga teroksidasi.

Yang
bernama mobil tentunya tidak dapat lepas dengan yang bernama oli sebagai
pelumasnya. Pada sebuah mobil, oli disesuaikan dan dikembangkan untuk menjalani
fungsinya. Oli pada saat ini terbagi-bagi menjadi beberapa jenis. Terdapat 5
jenis oli pada mobil yang seharusnya menjadi kerutinan dan di cek untuk
mengetahui kapan diganti dengan oli baru, ialah :
Oli mesin terbagi dalam tiga jenis oli, ialah oli mineral, semi sintetik dan full sintetik. Oli mesin mineral merupakan oli yang terbuat dari bahan minyak bumi (based oil), untuk oli semi sintetik merupakan oli yang terbuat dari kombinasi antara oli mineral dan sintetik, sedangkan oli full sintetik terbuat dari bahan murni oli sintetik yang dikembangkan untuk pemakaian lebih tahan lama pada mesin mobil.
Oli mesin terbagi dalam tiga jenis oli, ialah oli mineral, semi sintetik dan full sintetik. Oli mesin mineral merupakan oli yang terbuat dari bahan minyak bumi (based oil), untuk oli semi sintetik merupakan oli yang terbuat dari kombinasi antara oli mineral dan sintetik, sedangkan oli full sintetik terbuat dari bahan murni oli sintetik yang dikembangkan untuk pemakaian lebih tahan lama pada mesin mobil.
Pada oli mesin
ukuran kental penggunaan telah di tetapkan oleh SAE (Society Automotive
Engineers) terhadap iklim di Indonesia yang terletak di wilayah tropis
menggunakan 15W-30 sampai 20W/50 Bagi mutu atau kualitas disimbolkan oleh API
(American Petroleum Institute), ditandai dengan huruf kapital. Untuk tipe mobil
bensin umumnya menggunakan huruf S (service/spark) dan pada bensin menggunakan
huruf C (comercial).
Mengganti oli mesin
umumnya diukur melalui jarak tempuh per kilometer mobil. Oli mineral bisa
digunakan maksimal sampai dengan 7000 km dan oli sintetik bisa di gunakan
sampai dengan 10.000 km, namun sebaiknya mengganti oli yang telah ditetapkan
oleh pihak pabrikan atau ATPM ialah umumnya 5000 km, untuk membuat kondisi
mesin tetap prima.
Harga penjualan oli
mobil per ukuran galon yang beredar di pasaran antara Rp. 113.000,- hingga Rp.
300.000,- tidak termasuk jasa penggantian. Jadi persiapkan jadwal rutin dalam
mengganti oli mesin mobil sebelum komponen mesin anda rusak, caranya dengan
mencatat kilometer awal ketika menggunakan oli baru.

Oli juga digunakan dalam transmisi kendaraan. Terutama untuk ini, telah dikenal ada dua jenis oli transmisi ialah untuk transmisi manual dan matik, penggunaan oli-pun tentu tidak sama. Oli transmisi manual mampu digunakan sampai 10.000 km, itu berarti oli bisa digunakan sampai sejauh 10.000 km dalam keadaan jalan, tidak termasuk dalam kondisi macet atau tiap enam bulan sekali.
Pada oli khusus
matic, sebaiknya menggati setiap kelipatan 20.000 km. Bicara soal harga oli
transmisi yang saat ini ialah sekitar Rp. 27.000,- hingga Rp. 43.000 untuk
transmisi manual, sedangkan harga oli untuk transmisi matik sekitar Rp.
60.000,- hingga Rp. 220.000,- .

Umumnya penggantian oli gardan dilakukan bersamaan dengan oli transmisi, Gantilah oli gardan secara teratur setiap 20.000 km, dan gunakan nilai kekentalan pelumas tepat yang dianjurkan produsen kendaraan. Harga oli gardan yang ada di pasaran ialah sekitar Rp. 27.000,- hingga Rp. 43.000,-

Sama seperti oli mesin, minyak rem ini juga memiliki grade-nya seperti halnya SAE dan API, yang dinyatakan dalam satuan DOT(Department Of Transportation). DOT merupakan nilai titik didih dari minyak rem dalam meredam panas akibat pengereman, semakin rendah angka DOT kemampuan meredam panasnya juga kecil. Umumnya minyak rem DOT 3 yang umum digunakan untuk kendaraan harian, sementara DOT yang tinggi seperti DOT 5 dipergunakan untuk kendaraan lomba.
Dipasaran terdapat
DOT 3, DOT 4, dan DOT 5. Makin tinggi angka DOT-nya, makin rentan terhadap masa
pakai. Kalau grade-nya DOT 3, tidak terdapat masalah pada masa untuk sistem
rem, minyak rem itu harus diganti minimal setelah kendaraan digunakan setahun.
Kalau DOT-nya lebih tinggi, DOT 5 umpamanya, jadi waktu penggantiannya dapat
lebih cepat.
Angka di belakang huruf SAE inilah yang
menunjukkan tingkat kekentalannya (viskositas). Contohnya, kode SAE 50
menunjukkan oli tersebut mempunyai tingkat kekentalan 50 menurut standar SAE.
Semakin tinggi angkanya, semakinkentalpelumastersebut.
Ada pula kode angka yang menunjukkan multi grade seperti 10W-50. Kode ini menandakan pelumas mempunyai kekentalan yang dapat berubah-ubah sesuai suhu di sekitarnya. Huruf W di belakang angka 10 merupakan singkatan kata winter (musim dingin). Maksudnya, pelumas mempunyai tingkat kekentalan sama dengan SAE 10 pada saat suhu udara dingin dan SAE 50 ketika udara panas.
Pertanyaan :
- Lalu Oli ber SAE manakah yang cocok untuk Motor Kita ? SAE20w50,10w40,15w40 atau 15w50?
- Benarkah kalau “tarikan enteng”pake oli encer, menandakan oli yg dipake cocok utk motor Kita?
Mari kita cari jawabannya, Kita akan coba membahas beberapa kode SAE untuk mendapatkan Oli Pelumas yang ideal untuk motor kita, kita akan bahas satu-persatu dari 4 tingkat SAE Oli Pelumas motor yang paling cocok untuk iklim Indonesia
Performa mesin dan hasil pengujian,idealnya dapat dibagi 4 jenis yaitu: SAE 20w50, 10w40, 15w40, atau 15w50.
SAE 20w50
Makna sesungguhnya : oli mesin yg masih mampu dipakai sampai kondisi suhu dingin -10 sd -15 C (kode 20w) dan pd suhu 150 c dg tk.kekentalan tertentu .
Oli jenis ini relative kurang efisien dalm pemakain BBM namun sangat baik dlm perlindungan /perawatan mesin, khususnya utk kondisi jalan di Jakarta yg sering macet, jarang brjalan jauh ,polusi dan beban berat.
Pada kondisi ini dikenal dg istilah “boundary lubrication”, dimana pada kondisi tsb. lapisan oli sangat tipis diantara celah mesin yg cenderung berpotensi terjadinya kontak antara logam dg logam.Oli jenis ini relative paling kecil nilai viskositas indeksnya (VI), diantara 3 jenis oli lainnya (minimal utk.oli mineral/semi sintetis 120, utk. sintetis 145) .
Semakin banyak aditiv viscosity index improver ,semakin sensitif oli /kurang baik buat mesin motor -utamanya terhadap stress di gear. VI= ukuran kemampuan suatu oli mesin dalam menjaga kestabilan kekentalan oli mesin dalam rentang suhu dingan sampai tinggi. Semakin tinggi VI semakin baik kestabilan kekentalannya.Utk oli mobil, VI tinggi akan sangat baik dimesin. Utk motor bisa sebaliknya.
SAE15w50
Type Oli pelumas mesin ini, masih mampu dipakai sampai kondisi suhu dingin (minus) -15 sd -20 C (kode 15w) dan suhu 150 c dg tk.kekentalan tertentu .Jenis oli relative sama dg SAE20w50.Sedikit yg membedakan adalah sedikit lebih encer dan nilai VI lebih tinggi dari 20w50. (minimal utk.oli mineral 130, utk. sintetis 150)
Semakin tinggi nilai VI artinya adlah semakin banyak pemakaian aditif peningkat angka VI. Utk motor hal ini sangat riskan. Aditif ini relative sensitif digunakan utk motor yg menyatukan oli mesin dan gigi (wet clutch).Artinya oli jenis ini relative lebih mudah berubah kekentalannya dibandingkan 20w50.
SAE10w40
Type Oli pelumas mesin ini, masih mampu dipakai sampai kondisi suhu dingin -20 sd -25 C (kode 10w) dan suhu 150 C dg tk.kekentalan tertentu .Jenis Oli yg relative paling encer diantaranya ke3 jenis oli lainnya. Oli ini relative paling irit BBM, namun kurang baik dalam perlindungan mesin .Terutama pada kondisi jalan sering macet dan beban berat.(mis.sering dipake boncengan)Relatif sama dg SAE 15w50 , dalam hal pemakaian aditif peningkat angka VI. (minimal utk.oli mineral 130, utk.sintetis 150)
Apakah berarti paling bagus?Belum tentu …!Semakin banyak kandungan aditif peningkat angka VI , semakin besar kemungkinan peluang pecahnya aditif VI-nya dan berubah kekentalannya.
Ukuran perubahan kekentalan oli biasanya dipakai batasan sampai 25-30% dari kekentalan awal /oli baru. Agak sulit memang indikatornya soalnya Cuma lab.yg bisa memastikan hal ini.
Kalaupun Anda ingin tetap memakai oli jenis ini, saran saya , perhatikan jarak pergantian olinya lebih awal.Kalau Anda merasa suara mesin sdh agak berbeda sedikit aja..cepet2 ganti dah
SAE20w50
Makna sesungguhnya : oli mesin yg masih mampu dipakai sampai kondisi suhu dingin -10 sd -15 C (kode 20w) dan pd suhu 150 c dg tk.kekentalan tertentu .
Oli jenis ini relative kurang efisien dalm pemakain BBM namun sangat baik dlm perlindungan /perawatan mesin, khususnya utk kondisi jalan di Jakarta yg sering macet, jarang brjalan jauh ,polusi dan beban berat.
Pd kondisi ini dikenal dg istilah “boundary lubrication”, dimana pada kondisi tsb. lapisan oli sangat tipis diantara celah mesin yg cenderung berpotensi terjadinya kontak antara logam dg logam.Oli jenis ini relative paling kecil nilai viskositas indeksnya (VI), diantara 3 jenis oli lainnya (minimal utk.oli mineral/semi sintetis 120, utk. sintetis 145) .
Semakin banyak aditiv viscosity index improver ,semakin sensitif oli /kurang baik buat mesin motor -utamanya terhadap stress di gear. VI= ukuran kemampuan suatu oli mesin dalam menjaga kestabilan kekentalan oli mesin dalam rentang suhu dingan sampai tinggi. Semakin tinggi VI semakin baik kestabilan kekentalannya.Utk oli mobil, VI tinggi akan sangat baik dimesin. Utk motor bisa sebaliknya.
SAE 15w50
Type Oli pelumas mesin ini, masih mampu dipakai sampai kondisi suhu dingin (minus) -15 sd -20 C (kode 15w) dan suhu 150 c dg tk.kekentalan tertentu .Jenis oli relative sama dg SAE20w50.Sedikit yg membedakan adalah sedikit lebih encer dan nilai VI lebih tinggi dari 20w50. (minimal utk.oli mineral 130, utk. sintetis 150)
Semakin tinggi nilai VI artinya adlah semakin banyak pemakaian aditif peningkat angka VI. Utk motor hal ini sangat riskan. Aditif ini relative sensitif digunakan utk motor yg menyatukan oli mesin dan gigi (wet clutch).Artinya oli jenis ini relative lebih mudah berubah kekentalannya dibandingkan 20w50.
SAE 10w40
Type Oli pelumas mesin ini, masih mampu dipakai sampai kondisi suhu dingin -20 sd -25 C (kode 10w) dan suhu 150 C dg tk.kekentalan tertentu .Jenis Oli yg relative paling encer diantaranya ke3 jenis oli lainnya. Oli ini relative paling irit BBM, namun kurang baik dalam perlindungan mesin .Terutama pada kondisi jalan sering macet dan beban berat.(mis.sering dipake boncengan)Relatif sama dg SAE 15w50 , dalam hal pemakaian aditif peningkat angka VI. (minimal utk.oli mineral 130, utk.sintetis 150)
Apakah berarti paling bagus?Belum tentu …!Semakin banyak kandungan aditif peningkat angka VI , semakin besar kemungkinan peluang pecahnya aditif VI-nya dan berubah kekentalannya.
Ukuran perubahan kekentalan oli biasanya dipakai batasan sampai 25-30% dari kekentalan awal /oli baru. Agak sulit memang indikatornya soalnya Cuma lab.yg bisa memastikan hal ini.
Kalaupun Anda ingin tetap memakai oli jenis ini, saran saya , perhatikan jarak pergantian olinya lebih awal.Kalau Anda merasa suara mesin sdh agak berbeda sedikit aja..cepet2 ganti dah
SAE 15w40
Type Oli pelumas mesin ini, masih mampu dipakai sampai kondisi suhu dingin -15 sd -20 C (kode 15w) dan suhu 150 C dg tk.kekentalan tertentu .Nilai VI ,minimal utk.oli mineral 125, utk. sintetis 145.
Hasil pengujian di motor sebenarnya menunjukkan oli jenis ini yg paling pas.Oli jenis ini relative paling stabil kekentalannya dibandingkan yg lainnya.Masalhnya oli jens ini jarang diaplikasikan utk motor.Biasanya jenis SAE ini, dipakai utk kendaraan jenis mesin disel, yg membutuhkan kestabilan kekekntalan dalam jarak jauh dan kondisi ekstrim pada mesin disel.sebagai tambahan aditif Vi adalah seny.kimia kopolimer -rantai panjang- yg mampu beradaptasi pd suhu rendah dan tinggi ttpi sensitif
thd. stress di gear..
Perlu diingat oleh para Bikers, Bahwa kekentalan atau SAE Oli Pelumas bukan merupakan satu-satunya penentu kualitas oli pelumas.
Tingkat mutu pelumas mengacu pada API (American Petroleum Institute). Untuk kendaraan yang berbahan bakar bensin, pelumas bisanya menggunakan kode yang berawalan huruf S (kependekan dari kata Spark yang berarti percikan api/busi), contohnya seperti kode SA, SB, SC, SD, SE dan SF. Sedangkan pada mesin diesel, kode mutu pelumas mesinnya diawali huruf C (kependekan dari kata compression, yang mana sifat pembakaran dalam diesel terjadi karena adanya tekanan udara sangat tinggi), contohnya kode huruf CA, CB, CC, dan CD.
Semoga dengan 2 poin tentang Jenis - jenis oli motor dan Kode SAE oli diatas anda lebih yakin untuk memilih Oli Terbaik Untuk Motor anda pergunakan sekarang.
Type Oli pelumas mesin ini, masih mampu dipakai sampai kondisi suhu dingin -15 sd -20 C (kode 15w) dan suhu 150 C dg tk.kekentalan tertentu .Nilai VI ,minimal utk.oli mineral 125, utk. sintetis 145.
Hasil pengujian di motor sebenarnya menunjukkan oli jenis ini yg paling pas.Oli jenis ini relative paling stabil kekentalannya dibandingkan yg lainnya.Masalhnya oli jens ini jarang diaplikasikan utk motor.Biasanya jenis SAE ini, dipakai utk kendaraan jenis mesin disel, yg membutuhkan kestabilan kekekntalan dalam jarak jauh dan kondisi ekstrim pada mesin disel.sebagai tambahan aditif Vi adalah seny.kimia kopolimer -rantai panjang- yg mampu beradaptasi pd suhu rendah dan tinggi ttpi sensitif
thd. stress di gear..
Perlu diingat oleh para Bikers, Bahwa kekentalan atau SAE Oli Pelumas bukan merupakan satu-satunya penentu kualitas oli pelumas.
Tingkat mutu pelumas mengacu pada API (American Petroleum Institute). Untuk kendaraan yang berbahan bakar bensin, pelumas bisanya menggunakan kode yang berawalan huruf S (kependekan dari kata Spark yang berarti percikan api/busi), contohnya seperti kode SA, SB, SC, SD, SE dan SF. Sedangkan pada mesin diesel, kode mutu pelumas mesinnya diawali huruf C (kependekan dari kata compression, yang mana sifat pembakaran dalam diesel terjadi karena adanya tekanan udara sangat tinggi), contohnya kode huruf CA, CB, CC, dan CD.
Semoga dengan 2 poin tentang Jenis - jenis oli motor dan Kode SAE oli diatas anda lebih yakin untuk memilih Oli Terbaik Untuk Motor anda pergunakan sekarang.

Oli atau pelumas adalah bagian tak
terpisahkan dari kendaraan. Tapi tahukah Anda bagaimana proses pembuatan
pelumas? PT Federal Karyatama, yang menjual Federal Oil di Indonesia sedikit
membocorkan proses pembuatannya.
Sebelum diajak berkeliling pabrik
yang berada di Rawa Bali, Pulo Gadung, Jakarta Timur, para awak media
dijelaskan mengenai bahan dasar untuk membuat oli.
Rais Rahman, Lab, R&D dan
Blending Plant di Federal Karyatama (Federal Oil) membeberkan, bahan dasar
untuk membuat pelumas adalah diambil dari hasil pengolahan minyak bumi. Dari
hasil pertambangan itu ada bahan namanya base oil (minyak
dasar) yang dijadikan sebagai bahan dasar membuat pelumas.
Base oil ditampung pada tangki berukuran besar, sedang yang
kanan adalah tumpukan additive.
Dapat pengalaman
berkunjung ke pabrik Federal Oil jadi kesempatan berharga. Jika biasanya hanya
tahu oli yang sudah jadi di dalam kemasan, kini saatnya untuk melihat langsung bagaimana
oli diproses. Dari masih berupa base oil hingga dikemas. Yuk runutkan satu
persatu!
Sebelum memproduksi satu jenis oli, tim teknis dari PT Federal Karyatama, produsen Federal Oil meracik dulu formulasi dasarnya. “Formula dasar ini kita bangun melalui uji laboratorium dan lapangan. Proses ini dilakukan sebelum diproduksi secara massal,” jelas Priyo Aripurwadi, Technical Director PT Federal Karyatama.
Dalam tahap pengujian yang dimaksud,
Federal Oil harus memenuhi syarat teknis seperti memenuhi standar SAE. Juga
memenuhi standard API (American Petroleum Institute) yang ditetapkan
berdasarkan uji additive yang dilakukan produsen pembuat additive di negara
asalnya.
Yang tidak kalah penting adalah melakukan
uji friksi agar memenuhi standar JASO (Japanese Automotive Standards
Organization) yang ditetapkan. Untuk bagian uji friksi pihak PT Federal
Karyatama melakukannya di Jepang.
Jika resepnya sudah di tangan, tinggal
dilakukan proses produksi. Material pertama yang harus ada adalah base oil.
Untuk Federal Oil, digunakan base oil terbaik dengan kadar sulfur sangat rendah
yaitu kurang dari 0,3 persen.
Proses polimer membutuhkan alat
berukuran besar.
Langkah lanjutan
adalah base oil ini dicampur dengan polimer untuk mendapatkan nilai SAE lewat
proses blending. SAE adalah klasifikasi oli menurut viskositasnya, seperti
10W-30 atau 20W-40. Sedikit berbeda, proses blending base oil dan polimer yang
dilakukan oleh PT Federal Karyatama menggunakan tangki berbentuk tabung
berukuran besar.
Hal ini dilakukan karena polimer yang digunakan Federal Oil berbeda
dengan produsen kebanyakan. "Kita menggunakan polimer yang berbeda.
Material dasarnya lebih besar sehingga butuh alat yang lebih besar pula.
Polimer yang kita pakai ini memiliki keunggulan lebih liat," jelas Priyo
Dalam tangki besar ini base oil dan additive
dimasak.
Setelah itu, oli hasil blanding base oil
dan polimer dicampur dengan additives package. Proses pencampuran ini dilakukan
di suhu yang sangat tinggi. "Kami mengistilahkannya dimasak," kekeh
pria ramah ini.
"Karena semua serba otomatis, pada proses
ini hanya sedikit sekali operatornya. Tenaga manusia hanya untuk mengontrol
semuanya berjalan sesuai prosedur," yakin Priyo sambil menunjukan
tangki-tangki berukuran besar sebagai tempat untuk memasak oli-olinya.
Pertanyaannya adalah apakah anda
tahu darimana pelumas atau oli berasal? Bahan utama oli adalah base oil. Pada
saat ini base oil bisa didapatkan dengan dua cara yang pertama mengolah dari
minyak bumi atau crude oil sedangkan yang kedua dari sisa penggunaan oli atau
oli bekas.
Base oil yang didapat dari crude oil
didapatkan dengan cara destilasi untuk memisahkan kandungan-kandungan yang
dimiliki minyak bumi. Dari proses destilasi tersebut 10 hingga 15 persen base
oil bisa disarikan selain gas, LPG, bensin, kerosin, solar, dan aspal.
Cara kedua adalah dengan memurnikan
kembali oli bekas yang sudah digunakan. Oli sendiri secara garis besar
merupakan campuran dari 80 persen base oil dan 20 persen aditif. "Pada
saat pemakaian pelumas yang rusak hanyalah aditifnya saja, sedangkan base oil
masih ada dan bisa diolah lagi," ujar General Manager Operation PT
Wiraswasta Gemilang Indonesia, Wahyu Nugroho.
Namun tidak sembarang oli bekas bisa diolah dimurnikan begitu saja. Ada spesifikasi tertentu yang harus dipenuhi agar menghasilkan base oil yang bagus.
"Setelah kami menerima pasokan oli bekas, kami akan memilah kandungan yang dibawa oleh oli bekas itu. Untuk oli bekas yang kami olah ada speknya seperti kandungan air yang tidak boleh lebih dari 7 persen, kandungan bensin atau solar di bawah 5 persen, tidak boleh mengandung fatty acid atau minyak goreng, density kurang dari 0,9 persen, dan residu maksimal 14 persen," terang Wahyu kepada detikoto.
Namun tidak sembarang oli bekas bisa diolah dimurnikan begitu saja. Ada spesifikasi tertentu yang harus dipenuhi agar menghasilkan base oil yang bagus.
"Setelah kami menerima pasokan oli bekas, kami akan memilah kandungan yang dibawa oleh oli bekas itu. Untuk oli bekas yang kami olah ada speknya seperti kandungan air yang tidak boleh lebih dari 7 persen, kandungan bensin atau solar di bawah 5 persen, tidak boleh mengandung fatty acid atau minyak goreng, density kurang dari 0,9 persen, dan residu maksimal 14 persen," terang Wahyu kepada detikoto.
Setelah pemakaian oli bekas mengandung zat baru yang terbawa secara tidak sengaja. Oli yang telah digunakan akan membawa kandungan bensin, air, solar, dan base oil itu sendiri. Untuk membuat oli baru, base oil harus dipisahkan dari senyawa yang lain tersebut. Sama seperti pengolahan dari crude oil, cara destilasi juga digunakan untuk memisahkan molekul yang berbeda dalam kandungan oli bekas.
Hasil dari pemurnian oli bekas akan menghasilkan light neutral oil dan heavy neutral oil. Light neutral adalah base oil yang lebih encer daripada base oil heavy neutral. Setelah dua jenis base oil itu didapatkan barulah masuk proses blending untuk menghasil produk pelumas dengan berbagai macam kebutuhan mesin dengan mencampurkan aditif.
Setelah pemakaian oli bekas mengandung zat baru yang terbawa secara tidak sengaja. Oli yang telah digunakan akan membawa kandungan bensin, air, solar, dan base oil itu sendiri. Untuk membuat oli baru, base oil harus dipisahkan dari senyawa yang lain tersebut. Sama seperti pengolahan dari crude oil, cara destilasi juga digunakan untuk memisahkan molekul yang berbeda dalam kandungan oli bekas.
Hasil dari pemurnian oli bekas akan menghasilkan light neutral oil dan heavy neutral oil. Light neutral adalah base oil yang lebih encer daripada base oil heavy neutral. Setelah dua jenis base oil itu didapatkan barulah masuk proses blending untuk menghasil produk pelumas dengan berbagai macam kebutuhan mesin dengan mencampurkan aditif.

Cara Kerja Oli Motor
Oli ibarat darah dalam tubuh, jadi oli juga
butuh pompa seperti tubuh butuh jantung untuk memompa darah mengalir keseluruh
tubuh.
Peranan pompa oli di
mesin juga sangat penting, apalah artinya oli yang bagus sekalipun jika ngga
bisa dialirkan sampai ujung komponen mesin kita.
Setelah oli dipompa
untuk mengalir ke seluruh komponen, sebelumnya dilewatkan dulu pada filter oli,
komponen ini akan menjamin bahwa oli yang akan menjadi bantalan gesekan bersih
dari gram-gram sisa gesekan mesin atau benda asing lainnya.
Lepas dari filter oli
akan mengalir masuk ke saluran atau celah-celah komponen mesin dan sebelum
kembali ke pompa oli ada beberapa type mesin yang memiliki pendingin oli (oil
Cooler) di sini oli akan didinginkan terlebih dahulu sebelum mengalir kembali
ke karter mesin lanjut masuk ke ruang pompa oli lalu dialirkan lagi
kedalam mesin.
Ingat efisiensi mesin
terbalik dengan suhu mesin (semakin rendah suhu mesin, semakin tinggi efisiensi
mesin), memang semua mesin ngga ada yang memiliki efisiensi 100% karena mesin
jika bekerja memiliki temperatur.
Nah oli juga dapat
mengurangi panas mesin dengan cara didinginkan dahulu sebelum masuk karter
mesin.
Kapan Kita Ganti Oli
Yup, jika kita periksa warna oli sudah
berubah menjadi hitam pekat, itu pertanda oli sudah bercampur dengan sisa kerak
pembakaran yang menempel didinding mesin, bisa jadi endapan dari sisa gesekan
komponen mesin.
Periksa juga speedometer, jangan sampai
melewati jarak tempuh yang sudah ditentukan, idealnya ganti oli jangan sampe
lewat 3000km (batas maksimal), jika kendaraan kita sering ngadepin jalan macet
ya bisa lebih cepat gantinya (1500km).
Juga ketika mesin terasa lebih kasar
bekerjanya, segera ganti oli mesin kita.
Cara Kerja Pelumasan - Salah satu
sistem yang harus disediakan dalam sebuah mesin adalah sistem pelumasan.
Berbeda dengan sistem pemesinan lain, pada sistem pelumasan tidaklah
mempengaruhi proses kerja mesin secara langsung. Namun tetap sistem ini wajib
keberadaannya pada mesin.
Apa alasannya ? tentu didalam mesin ada banyak sekali komponen yang bergesekan. Komponen yang umumnya terbuat dari bahan logam itu akan menghasilkan panas saat bergesekan. Panas tersebut tentu bisa menyebabkan engine overheat hingga komponen mesin mengalami keausan.
Apa alasannya ? tentu didalam mesin ada banyak sekali komponen yang bergesekan. Komponen yang umumnya terbuat dari bahan logam itu akan menghasilkan panas saat bergesekan. Panas tersebut tentu bisa menyebabkan engine overheat hingga komponen mesin mengalami keausan.
Fungsi sistem pelumas pada mesin antara lain ;
- Untuk mendinginkan komponen mesin secara langsung.
- Untuk membilas kotoran yang tertempel pada komponen mesin.
- Untuk melumasi komponen mesin yang bergesekan.
- Untuk mencegah terjadinya keausan pada setiap komponen mesin.
Komponen utama dalam sistem pelumas adalah oli sebagai media pelumas. Oli mesin dibuat secara sintetis maupun natural dengan bahan additive yang dapat masuk kedalam celah mesin. Lapisan ini bernama oil film, oil film ini yang akan menempel pada komponen mesind dan sulit sekali untuk dipisahkan dari permukaan komponen mesin. Sehingga ketika ada dua logam yang bergesekan, ditengah logam tersebut terselip lapisan oil film yang mencegah gesekan secara langsung.
Secara umum ada tiga jenis sistem pelumas engine, yakni ;
1. Sistem Percik
Pada sistem percik, konstruksinya cukup sederhana. Karena oli mesin disalurkan ke seluruh komponen mesin melalui gerakan poros engkol. Tentu ada sebuah komponen seperti sendok yang akan memercikan oli keseluruh bagian mesin.
Hanya saja, sistem ini kurang efektif melumasi seluruh komponen yang memiliki lokasi agak jauh dari ruang engkol. Sehingga sistem percik hanya dipakai pada mesin tipe kecil seperti mesin sepeda motor, mesin pompa air atau pemotong rumput.
2. Sistem Pompa
Sistem kedua memanfaatkan penekanan oli melalui pompa. Sistem kedua terbukti lebih bisa menyalurkan oli keseluruh komponen mesin karena memiliki saluran yang terintegrasi dengan pompa ke bagian-bagian mesin.
Beberapa motor pruduksi terbaru sudah menggunakan sistem pompa ini karena dinilai lebih efektif dalam hal pelumasan.
3. Sistem kombinasi
Sistem kombinasi memiliki dua unit seperti yang dijelaskan diatas, dibagian ruang engkol terdapat sendok yang akan memercikan oli mesim dan hal itu masih ditambah dengan keberadaan pompa oli untuk menyalurkan pelumas ke bagian bagian terjauh dari ruang engkol.
Cara Kerja Pelumasan Pada Mesin
Saat kondisi normal, oli terkumpul pada bak oli atau karter yang terletak pada bagian paling bawah mesin. Sementara itu, pompa oli memiliki input yang digerakan dari engkol mesin. Umumnya pompa ini menggunakan rotary pump. Ketika mesin start, poros engkol akan memutar pompa oli akibatnya terjadi sedotan pada bagian inlet hose oil pump.- Oli masuk kedalam pompa melalui inlet valve dan pada sisi lainnya oli ditekan oleh pompa.
- Oli bertekanan tersebut mengalir melalui jalur oli masuk kedalam filter oli.
- Didalam filter, oli disaring dari berbagai kotoran dan kerak.
- Setelah disaring, oli kemudian disalurkan melalui oil feed menuju bagian atas mesin dan ke oil jet,
- Sampai diatas mesin, oli secara otomatis akan melumasi poros cam dan rocker arm selanjutnya oli kembali ke carter melalui saluran oli disamping blok silinder.
- Sementara itu, oli akan keluar dalam bentuk semprotan dari oil jet dibagian bawah silinder untuk melumasi bagian piston dan connecting rod.
- Dibagian poros engkol terdapat komponen weight balance, yang berbentuk seperti sekop. Sehingga ketika poros engkol berputar oli dari karter akan diobrak-abrik oleh weight balance agar tersebar ke seluruh bagian mesin.
Mekanisme PCV valve
Pada kendaraan modern, anda pasti akan menemui komponen ini. PCV valve atau singkatan dari Positive Crankcase Ventilation merupakan saluran ventilasi udara dari ruang engkol mesin untuk mengeluarkan udara terkontaminasi dan menstabilkan tekanan didalam mesin.
Dikarenakan pergerakan oli yang cukup cepat serta ditambah pengaruh dari tekanan kompresi yang sedikit keluar melalui celah ring akan menyebabkan tekanan udara diruang engkol mengalami peningkatan. Hal ini bisa menyebabkan kinerja mesin terganggu.
PCV valve bekerja dengan menyalurkan udara didalam ruang engkol ini ke udara intake mesin. Sehingga udara dari ruang engkol bisa ikut terbakar. Mekanismenya, saat mesin hidup udara terserap oleh saluran PCV yang tersambung dengan saluran udara intake. Di sisi lain juga terdapat saluran dari ruang kepala silinder menuju saluran intake. Sehingga terjadilah sirkulasi dari saluran intake, masuk ke ruang kepala silinder kemudian disalurkan ke ruang engkol. Diruang engkol udara tersebut keluar melalui katup PCV melewati oil separator dan keluar dari saluran PCV kembali ke saluran intake.
Jika kita melepas salah satu selang PCV maka suara mesin akan terkesan ngobos karena tekanan udara didalam mesin tidak stabil.
Demikian artikel singkat mengenai cara kerja sistem pelumas mesin secara lengkap. Semoga bisa menambah wawasan kita serta bermanfaat bagi kita semua.

Jika tidak diolah sempurna, oli bekas akan
menjadi limbah yang berbahaya buat lingkungan. Namun jika dimurnikan kembali,
oli bekas mampu menekan penggunaan minyak mentah dan mengurangi risiko dari
dampak yang dihasilkan oleh oli bekas.
Namun tidak semua oli bekas bisa diolah kembali menjadi pelumas.
"Tidak semua oli bekas kami olah di sini. Setelah oli bekas masuk kami akan melakukan pengecekan apakah ada kandungan oli bekas yang berbahaya," ungkap General Manager Operation PT Wiraswasta Gemilang Indonesia (WGI) Wahyu Nugroho.
Namun tidak semua oli bekas bisa diolah kembali menjadi pelumas.
"Tidak semua oli bekas kami olah di sini. Setelah oli bekas masuk kami akan melakukan pengecekan apakah ada kandungan oli bekas yang berbahaya," ungkap General Manager Operation PT Wiraswasta Gemilang Indonesia (WGI) Wahyu Nugroho.
"Ada spek yang perlu diperhatikan
dalam pengolah oli bekas, diantaranya kandungan air tidak boleh lebih dari 7,
tidak boleh ada kandungan Fatty Acid seperti minyak goreng, density 0,9, fuel 5
dan residu tidak boleh lebih dari 14 persen," terang Wahyu. Sekedar
informasi, pada saat pemakaian oli bahan bakar yang digunakan akan tercampur
dengan oli baik itu solar atau bensin.
Bahan dasar pelumas adalah 80 persen base oil dan 20 persen aditif. "Pada saat pemakaian yang rusak hanyalah aditif tapi base oil menjadi tak jenuh," tambah Wahyu.
Bahan dasar pelumas adalah 80 persen base oil dan 20 persen aditif. "Pada saat pemakaian yang rusak hanyalah aditif tapi base oil menjadi tak jenuh," tambah Wahyu.